Toxic Relationship merupakan jenis hubungan yang toxic (ya iyalah!), yang ditimbulkan oleh salah satu atau kedua belah pihak yang sedang menjalani hubungan, dan berdampak pada kerusakan mental maupun fisik.
Nah, yang fatal disini adalah, kadang yang menjalani hubungan tersebut tidak sadar bahwa dia berada di sebuah relationship yang toxic!
Apakah kamu sedang mencari ciri-ciri hubungan yang toxic sehingga bisa mengambil langkah selanjutnya?
Aku bahas tiga hal besar untuk hal ini. Kamu perlu tahu penyebab dari hubungan yang toxic agar kamu tidak selalu menyalahkan pasanganmu.
Yang pertama, terlalu sering menahan diri untuk memberikan/menerima kasih sayang dan pujian. Hal ini sangat sering aku temui saat ada yang berkonsultasi denganku maupun tim. Jika kamu atau pasangan kamu sangat jarang memberikan/menerima kasih sayang berupa sentuhan, ucapan, perlakuan, ataupun sekadar pujian. Dan perilaku ini berakar dari interaksi kamu maupun pasangan kamu dengan orang tua kamu. Jika orang tua kalian tidak pernah memberikan kasih sayang, apapun bentuknya, ya wajar akan kebawa sampai kamu dewasa nanti.
Yang kedua, kamu ataupun pasanganmu secara sengaja memainkan perasaan satu sama lain, dengan niat untuk tetap memegang kendali. Memainkan perasaan dengan cara apa? paling gampang adalah dengan membuat pasangan cemburu. Like, seriously? Kalau kamu adalah alumni kelas online ku dan masih melakukan hal ini. Ku doakan hubunganmu selalu berantakan setiap saat.
Cowok, kalau kamu memang gak punya kendali atas hubungan kamu, bukan berarti kamu harus memainkan perasaan pasanganmu! Itu adalah tindakan yang menyedihkan dan hina. Memang benar sebagai cowok kamu harus punya kendali atas hubungan kamu, tapi bukan begitu cara mainnya. Kalau kamu sendiri gak pernah self upgrade, ya bagaimana mungkin kamu bakal mendapatkan pasangan yang nurut sama kamu?
Cewek, kalau kamu melakukan hal ini, itu tandanya kamu tidak memiliki power sama sekali dalam hubungan. Walaupun kamu cewek, bukan berarti kamu tidak bisa memiliki power dalam sebuah hubungan. Kamu bisa saja ahli di bidang tertentu yang pasanganmu gak bisa. Itu sudah termasuk kamu memiliki power dalam sebuah hubungan.
Power dalam sebuah hubungan itu penting, jika kamu malas untuk self upgrade, ya siap-siap aja terjebak dalam toxic relationship.
Yang terakhir, tidak pernah menyelesaikan konflik hingga benar-benar selesai. Setiap kalian konflik, marahan, gak pernah ada penyelesaian yang mutlak. Kalian hanya minta maaf, baikan, dan ngewe. Ya wajar bakal terjebak di toxic relationship terus woiiiii!
Tidak ada tindakan apa yang harus dilakukan agar konfliknya selesai. Misalnya, kamu selalu pulang larut malam tanpa memberikan kabar, pasanganmu marah karena kepikiran. Dan kalian konflik, lalu minta maaf, ciuman dan ngewe. Duh, that's child's play! Mainan bocah yang baru mulai pacaran.
Guys, kalian sudah dewasa (harusnya sih). Kalau memang kasusnya seperti itu, ya beri penjelasan kenapa kamu bisa pulang larut malam tanpa ada kabar. Atau cari jalan tengah, antara kamu tidak pulang larut malam atau membiasakan diri untuk memberikan kabar bahwa kamu akan pulang larut malam. Simpel kan? Cuma kamunya aja tuh yang malas untuk melakukan hal tersebut, makanya terjebak di toxic relationship. Dan sekarang malah nyari-nyari aku dan tim untuk konsul. Kan ngehe!
Karena aku sedang sibuk mempersiapkan kelas baru, yaitu Jagoan Ngobrol. Maka artikel ini akan aku bagi menjadi dua part. Part kedua akan segera aku rilis, dan disitu akan aku beberkan semua ciri-ciri dari toxic relationship. Stay tune!