ProdukArtikelTraining
Lucu mungkin ketika kamu membaca judul di artikel kali ini. Tentu saja kamu akan menjawab “YA JELAS BOLEH LAH GALAU KENAPA ENGGAK NYEEEET?!!”
 
Sabar Bondan, jangan langsung nge-gas dulu. Aku jelasin pelan-pelan biar gak keselek.
 
Belakangan ini , semakin banyak orang yang belajar untuk menjadi manusia yang lebih baik, lebih kuat, lebih jagoan, lebih bersinar, lebih mudah dicintai, dan lebih-lebih lainnya. Bagus! Karena manusia yang berusaha menjadi lebih baik adalah manusia yang KEREN!
 
Cool!
 
Tapi, ada banyak orang yang merasakan jadi orang yang jarang galau dan susah galau. Entah beneran atau hanya terlihat seperti itu. Bagus juga! Semakin kamu jarang dan susah galau, semakin hidupmu membaik.
 
Tapi (sekali lagi), ada kalanya kamu kena serangan galau,
 
Eh sebentar. 
 
Ini salah judul. Dan ini beneran aku lagi bego jadi salah judul dan pembahasan. Gara-gara habis makan nasi rawon di kereta Argo Lawu. Kekenyangan jadi bego aku mah.
 
Shit! Harusnya ini ngomongin BAPER, kenapa jadi GALAU BGST!
 
Tapi sayang udah ke tulis agak banyak. Lanjut gak ya? Bentar mikir dulu
.
.
(di sini HM berhenti mengetik dan berpikir sekitar 3 menit untuk memikirkan lanjut atau tidak)
.
.
.
Yaudah lah lanjut. Simpel aja lah. 
 
Galau boleh, tapi syaratnya:
1. Jangan terlalu sering dan disebabkan oleh banyak hal
Apakah HM bisa galau? Ya tentu saja. Tapi sangat amat jarang HM berada di kegalauan yang berkepanjangan dan merusak. Karena aku terbiasa berpikir simpel dan mudah bahagia, akhirnya aku jadi jarang galau.
 
2. Tau harus bagaimana ketika galau
Apa yang aku lakukan ketika galau? Aku bakal runtut hal apa yang membuatku galau. Ketika sudah ketemu apa penyebab galaunya, aku bertanya pada diriku. “Bisa diselesaikan? Bisa. Yaudah ngapain galau?” Atau “Bisa diselesaikan? Enggak. Yaudah ngapain galau?”. Seringnya bisa sesimpel itu, tapi sesekali aku butuh untuk cerita pada orang lain yang bisa aku percaya dan ketika selesai cerita, selesai sudah. Karena di situ seringnya aku juga menemukan jawabannya. Simpel 
 
3. Kasih deadline
Aku memberikan batas waktu sampai kapan aku harus galau (ketika serangan galau agak berat). Bukan cuma galau, tapi ketika sedih atau stres. Aku berikan kepada diriku untuk menikmati rasa galau (yang jarang banget bisa aku rasain) selama maksimal 2 hari. Selama 2 hari itu, aku bebas meringkuk menderita dalam pikiranku sendiri sebebasnya tanpa ada pegangan apapun. Oh yeahhh aku menikmatinya, bukan justru melawannya dengan alkohol, party, ena-ena, liburan, workout, atau apapun itu yang sering dilakukan orang ketika sedang dilanda rasa galau. Tapi aku tegas. 2 hari ya 2 hari. Setelah 2 hari (sesuai batas waktu), kembali ke normal atau bahkan menjadi lebih baik lagi
 
Itu adalah beberapa hal singkat tentang urusan galau. Harusnya gak nulis ini, tapi udah terlanjur, daripada galau dan gak menghasilkan tulisan apapun, mending sikat aja
 
DASAR NASI RAWON BIKIN KEKENYANGAN DAN BEGO!
HonjiMilagro.com | 2024

Potorono, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta

Admin: 0812 8888 0464
Follow HM: