Dari dulu, kami selalu mengajarkan bahwa set standar bahagia kamu serendah mungkin, dengan tujuan untuk membuat hidupmu jadi lebih mudah untuk berbahagia. Pertanyaannya, apakah kamu sudah beneran bahagia?
Ada yang bilang bahwa menerima keadaan bentuk fisik merupakan ciri bahwa kamu bahagia.
Pertanyaannya: Jika kamu diberikan kesempatan untuk mendapatkan bentuk tubuh impian yang kamu idam-idamkan selama ini, apakah kamu mau mengambil kesempatan itu?
Jika kamu menjawab Ya pada pertanyaan ini, maka kamu belum benar-benar bahagia dengan bentuk fisikmu. Logikanya, kalau sudah beneran bahagia sama bentuk fisik, ngapain mau diubah? Sudahlah, akui saja bahwa saat ini kamu tidak menyukai bentuk fisikmu. Entah karena terlalu kurus, entah karena terlalu gemuk. Jangan munafik, jangan menghibur dirimu.
Tidak ada yang salah jika kamu memiliki tubuh yang tidak ideal menurut standar media yang ada. Namun jika kamu berusaha untuk mengajak orang lain untuk mengikuti standar kamu, maka kamu yang salah.
Standar bagaimana sih? Misal, kamu adalah orang yang sangat gemuk dan kamu melarang temanmu yang sama-sama gemuk untuk tidak berolahraga, berusaha membuat tubuhnya menjadi lebih langsing dengan alasan "Kita masih bisa happy dengan bentuk tubuh seperti ini". Hey, sadar bahwa ada orang yang tidak bahagia dengan bentuk fisiknya, itu wajar. Dia mau berolahraga dengan keras untuk mengubah bentuk badannya? Itu juga wajar.
Yang tidak wajar adalah kamu yang selalu menahan temanmu untuk berolahraga dengan alasan bentuk tubuh harus disyukuri dan kamu harus bangga dengan bentuk tubuhmu sendiri. Sungguh menjijikkan.
Sudahlah, gak usah munafik. Money does buy happiness (di beberapa level tertentu). Jika kamu selalu membelenggu dengan mindset bahwa kamu tidak perlu banyak uang karena sudah bisa hidup dengan cukup, maka kamu tidak akan pernah membeli rumah impian kamu. Bagaimana mungkin uang akan datang ke kamu jika dari mindsetmu saja sudah menolaknya?
Bersyukur atas penghasilan yang kamu terima itu gak salah, namun yang salah adalah ketika kamu bersembunyi dibalik alasan bahwa dengan uang yang tidak seberapa, kamu sudah bahagia. Gak ada yang salah mengakui bahwa kamu tidak bahagia dengan kondisi finansialmu yang sekarang, menjadi salah ketika kamu pura-pura bahagia dan tidak mau mencari penghasilan tambahan.
Dengan uang, kamu bisa membantu orang yang kamu sayang. Dengan uang, kamu bisa membuat panti asuhan. Dengan uang, kamu bisa memanjakan diri kamu liburan ke tempat yang selama ini kamu idamkan. Masih berani bilang uang tidak bisa membeli kebahagiaan? Masih berani bilang bahwa penghasilan yang pas-pas-an membuatmu bahagia?
Kamu gak punya teman? Bahkan satu pun gak punya? Selalu dijauhi? Dan akhirnya membuat kebahagiaan semu plus dengan bangganya mengaku bahagia walau tidak memiliki teman sama sekali? Aneh kamu. Munafik gak gitu-gitu juga kaleee.
Membentuk jaringan relasi sudah ada di DNA manusia sejak dulu kala.
Jadi kalau kamu bahagia walau tidak memiliki teman, antara kamu menutupi kesedihan karena tidak punya teman atau kamu keseringan mendengarkan lagu indie. Jika dari 20 orang yang kamu ajak ngobrol dansemuanya menjauhi kamu, berarti ada yang salah dengan dirimu. Bukannya mereka yang memusuhi kamu dan tidak mau berteman denganmu, tetapi kamunya sendiri yang tidak friendly-able.
Memang benar kamu bisa bahagia walau tidak memiliki teman, namun jika dari kecil kamu tidak memiliki teman, sampai sekarang. Dan kamu bangga, bahagia. Ada yang salah dengan diri kamu. Seharusnya, tanya ke diri kamu sendiri, kenapa selama ini tidak ada yang mau berteman denganmu? Manusia memang bisa bahagia walau ia sendirian, tapi, pasti sebelumnya mereka memiliki teman. Entah menghilang karena sudah meninggal, entah karena sudah tidak bertemu lagi. Jika dari lahir hingga mati tidak memiliki teman, sudah bisa dipastikan untuk masalah pertemanan ia tidak bahagia.
Deep inside, they feel lonely.
So, apakah kamu sudah BENERAN bahagia?
